Mengenal Sosok KH Ahmad Dahlan, Sang Pendiri Muhammadiyah

KLIKSAJA.CO – Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 18 Agustus 1912.

Sejak Muhammadiyah berdiri, hingga sekarang organisasi ini telah memiliki anggota hingga jutaan orang. Tujuan utama Muhammadiyah didirikan adalah untuk meluruskan penyimpangan terhadap ajaran agama Islam.

Selain itu, Muhammadiyah juga merupakan gerakan Ahmad Dahlan untuk melawan Kolonial Belanda dan memajukan pendidikan di Tanah Air.

  1. Profil KH Ahmad Dahlan


Dikutip dari buku KH Ahmad Dahlan yang diterbitkan Kemendikbud. Ahmad Dahlan memiliki nama kecil Muhammad Darwis, yang lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta.

Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dengan ayah yang bernama KH Abu Bakar, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta pada masa itu. Ahmad Dahlan juga termasuk keturunan yang ke-12 dari Maulana Malik Ibrahim, seorang terkemuka di antara Walisongo.

Pada usia ke-15 tahun, ia pergi haji dan menetap di Makkah selama lima tahun. Selama di itu, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pemikira pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah.

Sebelum pulang ke kampung halamannya, pada 1888, ia diberi nama Ahmad Dahlan oleh seorang syekh dari perguruan syariat Syafi’i yang bernama Sayyid Bakri Shatta. Ahmad Dahlan memiliki istri bernama Siti Walidah dan memiliki enam orang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.

Selain sebagai pendakwah ajaran Islam, Ahmad Dahlan juga seorang pedagang batik dan aktif di berbagai organisasi. Ia memiliki sifat yang supel, toleran dan berpandangan luas.

KH Ahmad Dahlan meninggal dunia pada 23 Februari 1923 pada usia 55 tahun.

  1. Mendirikan Muhammadiyah

Ahmad Dahlan melihat masalah pendidikan merupakan akar utama yang menyebabkan bangsa Indonesia, terutama umat Islam tertinggal. Sehingga, ia mengambil jalur pendidikan sebagai sarana utama berdakwah.

Akhirnya, pada 18 November 1912, ia mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah dan memohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.

Permohonan tersebut dikabulkan pada 1914, dengan surat Ketetapan Pemerintah Nomor 81 tanggal 22 Agustus 1914. Namun, Muhammadiyah hanya diizinkan untuk aktif hanya di daerah Yogyakarta.

Pesatnya pengaruh dari Muhammadiyah yang makin meluas sampai ke daerah di luar Yogyakarta. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda.

Akhirnya, pada 1921, Muhammadiyah diberi izin oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabangnya di daerah lain.

  1. Perjuangan melawan Belanda dengan pendidikan

Ahmad Dahlan mempunyai perhatian serius pada masalah pendidikan. Pendidikan adalah faktor utama yang menyebabkan bangsa Indonesia terpuruk di tangan Belanda. Ia memilih pendidikan sebagai cara halus untuk melawan Belanda.

Ahmad Dahlan merupkan sosok yang penuh strategi dan diplomatik. Rintisannya ini di kemudian hari terus berkembang seiring dengan berkembangnya cabang-cabang Muhammadiyah di seantero Indonesia, bahkan di luar negeri.

Tujuan pendidikan yang dicanangkan Ahmad Dahlan telah mengakhiri dikotomi tujuan pendidikan yang ada pada saat itu, yaitu pendidikan Barat yang berorientasi keduniawian.

Atas jasa-jasanya dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden Nomor 657 tahun 1961.