Menuju Ladang Pengabdian”Kota Anjuk Ladang”

Jakarta- Berbekal semangat untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, pada hari ini Rabu, 14 September 2022 (Soni Fahruri, putra daerah Nganjuk) melangkahkan kaki dengan tegap menuju stasiun untuk naik kereta matarmaja (jalur selatan) rute Jakarta – Malang Jawa Timur.

Kereta Mataremaja adalah kereta kelas ekonomi, saya mendapatkan Gerbong Nomor 5 dan tempat duduk 3E. Kursi yang cukup nyaman untuk tempat bersemayam istirahat, dalam perjalanan kurang lebih sekitra 11 jam 50 menit Jakarta menuju Nganjuk.

Tepat pukul 10.20 Waktu Stasiun Senen (WSS), kereta matarmaja mulai melaju menuju ke arah timur. Kereta akan melewati di beberapa setasiun mulai Pegaden Baru, Terisi, Jatibarang, Cirebon Prujakan, Babakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Kedungjati, Solo Jebres, Ngawi, Magetan, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Ngunut, Blitar, Wlingi, Kesamben, Sumberpucung, Kepanjen, Malang kota Lama, dan terakhir kota tujuan yaitu Malang.

Terlihat pemandangan lengang, kereta ekonomi hari ini kondisi cukup lenggang, sepi penumpang, sekitar 30% kursi terisi.

Kondisi tenang, diiringi dengan suara bel dan irirngan roda kereta menyemangatiku untuk mulai menulis, menulis kisah perjalanan awalku, perjalanan perdanaku menuju “kota anjuk ladang” dalam rangka mengabdikan diri memberikan manfaat yang makin luas bagi warga masyarakat di wilayah Madiun, Nganjuk, Jombang dan Mojokerto (Dapil VIII).

Mari cerita ini kit amulai dengan kereta mataremaja kelas ekonomi. Meski kereta kelas ekonomi, pelayanan di kereta Mataremaja sangat baik, kondisi di dalam kereta terlihat bersih, pramugari berpakaian rapi dan ramah, sesekali berkeliling dengan ramah menjajakan makanan dan minuman.

Kereta Mataremaja juga sudah dilengkapi dengan Air Condirioner (AC) di setiap gerbongnya, sehingga memberikan kenyamanan bagi para penumpangnya, tidak kepanasan.

Dari sisi kebersihan, kereta menyediakan kantong plastik untuk tempat membuang sampah di masing-masing tempat duduk. Nantinya petugas akan mengumpulkan sampah-sampah tersebut.

Dalam perjalanan kereta, terdengar sayup-sayup masinis kereta memperkenalkan diri bernama Dhimas dan dapat dihubungi melalui nomor HP 081382609xxx. Masinis menyampaikan beberapa informasi melalui loudspeaker antara lain: larangan merokok di dalam kereta, himbauan tidak tidur di lantai dan menjaga kesehatan.

Dengan berbekal laptop yang menemani saya, mulailah saya menuliskan agenda kegiatan beberapa hari ke depan selama di Nganjuk.

Sudah muncul beberapa kegiatan dan agenda silaturahmi dan kunjungan. Sedikitnya 1 hari ada 5 titik lokasi yang akan saya kunjungi, untuk bertemu, menyapa, dan bersilaturahmi dengan masyarakat.

Untuk apa? tentu saja saya ingin melihat dan mendengarkan secara langsung bagaimana kondisi dan kabar masyarakat di sana.

Tidak banyak bicara, tidak banyak janji. Saya niatkan hanya silaturahmi, mendengarkan unek-unek, menyimak harapan-harapannya, sambil tentu saja sharing ide dan informasi, sharing ilmu, sharing amal, sama-sama belajar bersama rakyat.

Cukup padat nampaknya jadwlanya, tapi semua harus dimulai “lunyu-lunyu yo penekno….” begitu istilah dalam tembang ilir-ilir.

Bismillah…..

Oleh : Soni Fahruri